Tgl 3 Oktober 2019 sore yang sejuk, setelah bertemu dengan klien di Ubud, kami memutuskan untuk segera kembali ke rumah di Tangerang karena istriku menyampaikan keadaan Papa yang makin parah kondisi sakitnya.
Serunya ber-CamperVan adalah kapan saja mau jalan, tinggal jalan aja hahaha. Gak ribet, gak repot. Ringan aja… Karena kami terbiasa untuk:
Buat apa bawa seluruh, bawa saja yang perlu. Karena hidup ini sungguh seru huhuhu.
Lumayanlah, kebebasan perdana ber-CamperVan-ria ini bisa mencapai 1 bulan lebih,sebuah prestasi lumayan untuk menikmati sebuah kebebasan baru. A good start!
Bertanya ke teman-teman CVI untuk rute kembali ke Tangerang, dari Ubud, agar bisa mengatur titik istirahat terbaik. Akhirnya, kami disarankan untuk segera menyeberang ke Ketapang dan meneruskan perjalanan ke tempat peristirahatan (Rest Area) yang ada hotelnya sebelum PLTU Paiton.
Pengalaman menarik adalah sebelum kami tiba di Rest Area mewah tersebut, kami berhenti di sebuah pompa bensin untuk buang air kecil dan sejenak istirahat karena waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam. Dan, kami parkir bersebelahan dengan seorang Ibu sendirian naik motor dengan berbagai barang di jok belakang motornya.
Banyak perjumpaan sederhana yang membuat kehidupan ini jadi lebih bermakna, karena terselip pelajaran hikmah.
Tanya punya tanya, Ibu ini juga dari Bali dan punya usaha barang bekas. Barang-barang yang masih baik, dibawanya pulang kampung agar bisa diberikan ke keluarga atau tetangga. Sungguh wanita yang hebat dan tangguh. Kami sungguh terharu.
Lalu, Narawangsa anakku berkata: “Papi, kita ada banyak barang hadiah yang tidak kita pakai. Kita berikan aja ke Ibu ini yaaa…”
Kupikir: “Benar juga ya…”
Ibu ini senang sekali dengan tawaran kami untuk ikut menitipkan oleh-oleh ke kampungnya. Akhirnya, ada cukup banyak barang dari CamperVan sederhana kami yang berpindah ke jok kelakang motor ibu ini, sampai menjadi agak luber hahaha.
Kamipun melanjutkan perjalanan menuju Rest Area mewah sebelum PLTU Paiton. Begitu tiba di lokasi, karena sekarang mobil kami menjadi lebih lowong, anak-anakpun bisa tidur beristirahat dengan lebih leluasa.
Paginya, kami ngobrol yang intinya:
Buang apa punya banyak barang, yang nantinya malah jadi beban. Buang yang perlu dibuang.
Agar hidup juga makin ringan.
CamperVan kami masih sangat sederhana, namun meninggalkan banyak cerita yang berhikmah tentang sesama. Semoga kelak, bisa berguna.
Krishnamurti, Semarang, 30 Desember 2020.