Virus CamperVan Virus Kebebasan #2

“Malam ini kita nginep dimana, Papi?”

Pertanyaan ini lumayan sering muncul dari putraku Narawangsa, 12 tahun, begitu kami mulai berpetualang dengan CamperVan sederhana kami, dari rumah teman di Semarang menuju Kopeng mengikuti ajakan GoogleMaps.

“Ya, lihat aja nanti.”

Begitu selalu jawabku, lama-lama anak-anakku hafal dan tidak bertanya lagi mau nginap dimana hahaha. Bisa saja, aku bertanya ke teman di WA Group Camper Van Indonesia yang kaya pengalaman akan lokasi-lokasi yang asyik di hampir seluruh tempat di Indonesia ini, namun buatku:

Sungguh sebuah kepuasan seru,

saat bisa menemukan sesuatu yang baru,

di tempat yang kita tidak tahu.

Tentu, karena kami “single traveller” maka lokasi bermalam kami di sebuah perlu 3 syarat, yakni: AMAN (biar gak perlu bergadang untuk ronda malam hahaha) – TENANG (agar bisa tidur nyenyak) – NYAMAN (ada toilet bersih di sekitar kami untuk kencing, BAB dan mandi pagi)

Pengalaman pertama kami tidur di dalam mobil TANPA TAHU DIMANA lokasi menginap kali ini, kami pilih tempat dingin Kopeng. Dimana persinya? Gak tahulaaah hehehe. Karena ini pertama kali kami ke Kopeng. Cari aja nanti lokasi.

Waktu sudah menunjukkan jam 10 malam, begitu kami masuk tol Semarang-Ungaran dan si bungsu Nadhi, 8 tahun mulai ngantuk dan kami minggir sebentar agar dia bisa sikat gigi dulu. Setelah itu, Nadhi tidur sampai besok subuhnya. Buat apa tetap perlu sikat gigi? Karena aku ingin ajarkan ke mereka:

Kebiasaan baik perlu terus dijaga,

dimanapun kita berada.

Setiba kami di Kopeng, waktu sudah menunjukkan jam 23:30. Dari pencarian 2 lokasi untuk kami bermalam saat itu, akhirnya kami pilih parkiran luas di sebuah Mesjid besar yang megah dan indah dengan sorotan lampu yang sangat terang. Suasana malampun makin syahdu karena terus dihembus angin dingin sejuk khas Kopeng. Perutpun mendadak lapar hahaha.

Kami keluar dari parkiran, teringat ada warung nasi goreng “Bang Rio” yang memutar lagu IRON MAIDEN saat kami lewati tadi di depan Taman Wisata Kopeng. Kamipun berkenalan, suasana menjadi cepat akrab karena aku meminta Bang Rio untuk memutar lagu “RUN TO THE HILL”. Narawangsa diajarkan masak nasi goreng yang kami pesan, sekalian buat konten untuk akun IG kami @Cucu.Ikok tentang pelatihan di lapangan akan “Social-preneur for Kids”.

Gak perlu nunggu CamperVan sempurna,

untuk berkelana.

Jalan dulu sajalah,

nikmati pengalamannya.

Begitu kira-kira cara pikirku. Dan, malam itu sungguh pengalaman yang luar biasa bagi anakku Nara dengan Bang Rio, sang penjual nasi goreng. Semua yang aku makan berdua anakku: 2 piring mie goreng, 1 piring nasi goreng plus kerupuk & 2 gelas teh manis – GRATIS. Malam itu, sungguh sangatlah berharga dan membuat Nara tidak bisa tidur cepat saat kami kembali ke lokasi parkiran kami di Mesjid Kopeng. Nara berkata:

“Banyak orang baik, ya Papi.”

Aku hanya bisa tersenyum bangga dan bersyukur, sambil memandang bulan terang di langit yang malam itu sedang bersih. Kami bertiga pun tidur nyenyak memeluk guling rasa syukur.

Krishnamurti, Tenda Panggung di Umbul Sidomukti, Ungaran, 25 November 2020

You are currently viewing Virus CamperVan Virus Kebebasan #2